Jumat, 31 Januari 2014

Ratapan Pahlawan Devisa

"Derita'' sudah menjadi hal biasa bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang mengadu nasib di negeri Arab. Mereka memilih jalan sebagai TKI demi menafkahi keluarga di Tanah Air.

Sayangnya, langkah mereka itu menghasilkan penderitaan ketika mereka harus hidup di bawah kolong jembatan beton selama bertahun-tahun. Kisah TKI yang mengalami tindakan kekerasan ataupun pelecahan seksual sudah menjadi cerita bersambung yang terus berulang tanpa ada tindakan dan penyelesaian. Kalau sudah begini, upah kerja yang tidak seberapa besarnya menjadi tidak setimpal dengan penderitaan yang harus mereka bawa pulang.

Untuk melepas penderitaan berkepanjangan yang dialami oleh para TKI, akhirnya pemerintah melalui Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mengirim KM Labobar Pelni ke Jeddah, Arab Saudi.

Tugas BNP2TKI adalah membawa pulang para WNI dan TKI yang tinggal lebih lama dari izin visa (overstay) serta para TKI yang bermasalah.

Saat KM Labobar bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, petugas BNP2TKI mendata ada 2.163 orang TKI dewasa dan 93 balita yang diangkut oleh kapal tersebut. TKI dewasa tersebut terdiri dari 31 orang laki-laki dan 2.132 orang perempuan, termasuk 123 orang di antaranya sedang dalam keadaan hamil.

Sungguh menyedihkan nasib para pahlawan devisa ini. Banyak di antara mereka berucap, mereka bertekad tidak akan menjejakkan kaki kembali ke jazirah Arab. Mereka pun berharap pemerintah lebih memikirkan nasib orang kecil seperti mereka dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang layak di Tanah Air.
Setelah kembali di Tanah Air, semoga penderitaan TKI tidak berlanjut.              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar