"Derita'' sudah menjadi hal biasa bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI)
yang mengadu nasib di negeri Arab. Mereka memilih jalan sebagai TKI
demi menafkahi keluarga di Tanah Air.
Sayangnya, langkah mereka itu menghasilkan penderitaan ketika mereka
harus hidup di bawah kolong jembatan beton selama bertahun-tahun. Kisah
TKI yang mengalami tindakan kekerasan ataupun pelecahan seksual sudah
menjadi cerita bersambung yang terus berulang tanpa ada tindakan dan
penyelesaian. Kalau sudah begini, upah kerja yang tidak seberapa
besarnya menjadi tidak setimpal dengan penderitaan yang harus mereka
bawa pulang.
Untuk melepas penderitaan berkepanjangan yang dialami oleh para TKI,
akhirnya pemerintah melalui Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mengirim KM Labobar Pelni ke Jeddah,
Arab Saudi.
Tugas BNP2TKI adalah membawa pulang para WNI dan TKI yang tinggal
lebih lama dari izin visa (overstay) serta para TKI yang bermasalah.
Saat KM Labobar bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, petugas
BNP2TKI mendata ada 2.163 orang TKI dewasa dan 93 balita yang diangkut
oleh kapal tersebut. TKI dewasa tersebut terdiri dari 31 orang laki-laki
dan 2.132 orang perempuan, termasuk 123 orang di antaranya sedang dalam
keadaan hamil.
Sungguh menyedihkan nasib para pahlawan devisa ini. Banyak di
antara mereka berucap, mereka bertekad tidak akan menjejakkan kaki
kembali ke jazirah Arab. Mereka pun berharap pemerintah lebih memikirkan
nasib orang kecil seperti mereka dengan menyediakan lapangan pekerjaan
yang layak di Tanah Air.
Setelah kembali di Tanah Air, semoga penderitaan TKI tidak berlanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar